Rabu, 02 September 2009

Perawat Peneliti


Oleh: Haryanto, S.Kep. Ns. WOCN

Dengan berkembangnya IPTEK maka akan berimbas pula pada semakin komplitnya masalah kesehatan. Hal ini akan menuntut dan menjadi tantang bagi tenaga kesehatan khususnya tenaga perawat. Saat ini masih sedikit ditemukan hasil-hasil penelitian ternaga perawat Indonesia yang terpublikasi baik pada jurnal nasional maupun internasional.
Padahal area yang menjadi permasalahan sangatlahn komplit. ini tidak bisa hanya disalahkan pada satu pihak saja namun kita melihat bahwa fasilitas dan motivasi untuk menjadi seorang peneliti yang masih kurang. Ungkapan ini penulis tuangkan berdasarkan pengalaman dan observasi dilapangan khususnya di Rumah sakit. Kalau kita lihat banyaknya permasalahan yang bisa kita angkat untuk diteliti, misalkan mengapa luka dekubitus diRS A bertambah? ini mungkin menjadi tantangan buat kita baik penulis sendiri maupun tenaga perawat yang notabene adalah tenaga profesional. Mari kita bersama-sama mengembangkan pola pikir kritis untuk memajukan perawat indonesia sehingga dapat sejajar dengan perawat lain di dunia. Majulah Perawat Indonesia !!!

Senin, 16 Februari 2009

KONSEP, PRINSIP, DAN MANFAAT RISET KEPERAWATAN

Profesi kesehatan menghadapi banyak masalah yang mencerminkan kompleksitas dalam menghadapi kebutuhan masyarakat. Banyak profesional yang tidak menyadari pentingnya memahami berbagai minat dan metoda atau cara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Banyak pula yang tidak merasakan pentingnya untuk mengenali berbagai minat dan metoda untuk memenuhi kebutuhan ini. Metoda ilmiah merupakan upaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat. Metoda ilmiah merupakan cara untuk menyelesaikan masalah, membuat rasional atau logika pengalaman manusia, memahami keteraturan, memprediksi kemungkinan masa depan melalui proses keperawatan, penelitian.

Para ahli berpendapat bahwa penelitian keperawatan sudah berkembang pertama di USA yaitu Florence Nightingale (1859). Penelitian keperawatan secara gradual terus berkembang, meski hanya sedikit perawat yang mempunyai latar belakang pendidikan untuk melaksanakan studi dibidangnya.

Peristiwa Historikal
Nightingale, peneliti pertama
Berdirinya Asosiasi Alumni Perawat menjadi ANA
Publikasi pertama American Journal of Nursing
Penelitian keperawatan (Nursing Research)
Berdirinya Institut Penelitian Keperawatan
Berdirinya American Nurses Foundation
Studi Hughes tentang fungsi dan aktivitas keperawatan
Berdirinya komisi ANA tentang penelitian
Berdirinya Southern Regional Educational Board (SREB)
Publikasi pertama International Journal of Nursing Studies
ANA mensponsori Konferensi Penelitian Keperawatan
Publikasi pertama Image
Berdirinya komisi ANA tentang penelitian keperawatan
Berdirinya konsil ANA
Publikasi pertama Research in Nursing and Health
Publikasi pertama Western Journal of Nursing Research
Conduct and Letilization of Research
Publikasi pertama Annual Review of Nursing Research
National Center for Nursing Research
Publikasi pertama Applied Nursing Research
Sumber: Burns and Grove, 1994


1.Penelitian keperawatan awal tahun 1900-an
Dari tahun 1900 sampai 1950-an, aktivitas penelitian keperawatan sangat terbatas. Namun ada saat ini sudah muncul beberapa studi di bidang pendidikan keperawatan

2.Penelitian keperawatan antara tahun 1950-an dan 1960-an
Banyak kemajuan yang dicapai dibidang penelitian keperawatan sejak tahun 1950-an. Penelitian telah menjadi prioritas tinggi sejalan dengan kemunculan para ahli dan peminat penelitian.

3.Penelitian keperawatan tahun 1970-an
Pada tahun 1970-an, fondasi kerja penelitian klinis diletakkan dan belakangan ini terus menjadi prioritas. O’ Connell dan Duffey (1976) mengkaji ulang studi-studi yang dipublikasikan.

4.Penelitian keperawatan tahun 1980-an
Ilmu dan penelitian terus berkembang. Pada era ini pelaksanaan penelitian keperawatan klinis makin berfokus


Welcome to the world research ! Inilah kalimat pertama yang ditulis oleh Nancy Burn dan Susan K. Grove dalam bukunya yang berjudul The Practice of Nursing Research: Conduct, Critique and Utilization (1993). Penelitian keperawatan (nursing research ) terdiri dari dua kata yaitu penelitian (research) dan keperawatan (nursing)

Pengertian Penelitian
Penelitian mempunyai banyak pengertian yaitu:
1.Metoda untuk mengkaji fenomena dalam rangka pengembangan dasar pengetahuan dalam keperawatan.
2.Kegiatan sistematis, memenuhi kaidah ilmiah dan penelitian untuk mencari jawaban terhadap masalah yang terjadi
3.Bertujuan untuk menerangkan, mengkaji secara mendalam, menjelaskan dan memprediksikan kemungkinan
Hal ini sangat diperlukan dalam suatu praktik keperawatan yang bertanggungjawab dan bertanggunggugat.

Tujuan Penelitian Keperawatan
Adapun tujuan penelitian dalam keperawatan adalah:
1.Memperjelas deskripsi (gambaran) suatu fenomena keperawatan
2.Menjelaskan komponen dari suatu fenomena keperawatan
3.Menjelaskan berbagai aspek yang mempengaruhi suatu fenomena
4.Mengidentifikasi sebab dan akibat terjadinya suatu fenomena
5.Mengidentifikasi keefektifan suatu intervensi terhadap suatu fenomena keperawatan

Penelitian secara umum mempunyai makna sebagai cermin tanggungjawab para profesional dalam pengembangan ilmu, perkembangan teknologi tidak akan terjadi tanpa penelitian, tindakan pengobatan dan efektifitas intervensi tidak akan terjadi tanpa penelitian. Sedangkan bagi keperawatan penelitian mempunyai makna merupakan alat pengumpul data ilmiah untuk memvalidasi praktik keperawatan, hasil penelitian dapat diaplikasikan langsung pada klien, membantu para praktisi meningkatkan pelayanan, membantu mengembangkan keilmuan keperawatan, membantu mengembangkan berbagai metodologi keilmuan yang bertujuan demi kesejahteraan manusia.

Penelitian keperawatan sangat penting untuk mengetahui konsensus profesional dalam pengembangan profesionalisme, setiap praktisi memerlukan basis pengetahuan serta melalui penelitian akan dapat mendefenisikan tingkat keberhasilan dari keperawatan yang bermanfaat. Melalui penelitian perawat akan dapat menjelaskan karakteristik situasi karena informasi yang minimal, menjelaskan fenomena yang dihadapi dalam asuhan keperawatan, memprediksikan kemungkinan hasil suatu keputusan atau intervensi untuk klien, mengendalikan kejadian yang tidakn diharapkan dari klien, menginisiasikan kegiatan yang dapat menghasilkan perilaku klien yang positif.

Perawat agar dapat mengakses informasi maka perlu keterlibatan aktif dari setiap perawat professional melalui kegiatan pertemuan keperawatan di tatanan pelayanan, menghadiri setiap penyajian hasil penelitian, melakukan pengkajian terhadap proses penelitian orang lain, melakukan pembinaan terhadap peneliti muda, dan berkolaborasi dalam kegiatan penelitian bersama.

Metoda ilmiah atau pendekatan ilmiah merupakan sumber pengetahuan dengan menggunakan cara;
Tradisi merupakan dasar pengetahuan yang efektif dimana setiap orang tidak diharuskan membuat rencana dari awal untuk menyelesaikan masalah harian mereka
Otoritas di mana individu dengan keahlian tertentu yang menjadi tempat menggantungkan diri untuk menyelesaikan masalah. Pengalaman manusia yaitu dalam menyelesaikan masalah berdasarkan observasi sebelumnya atau pengalaman sebelumnya. Pengalasan logis yaitu menyelesaikan masalah melalui proses pemikiran logis. Metoda Ilmiah yaitu metoda mendapatkan pengetahuan yang paling canggih, kombinasi pengalasan logis dan aspek lain menjadi sebuah sistem penyelesaian masalah yang lebih baik dari tradisi, otoritas, pengalaman manusia, trial & error dan pengalasan logis

KARAKTERISTIK PENDEKATAN ILMIAH
Pendekatan ilmiah adalah serangkaian kegiatan sistematis, prosedur yang ketat (berdisiplin) menggunakan informasi yang dapat dipercaya dan berguna.
Menurut Davis (1985) dari Hidayat Alimul (2007) Karakteristik suatu metode ilmiah meliputi:
1.Bersifat kritis dan alamiah, yaitu suatu metode yang menunjukkan adanya proses yang tepat dan benar untuk mengidentifikasi masalah
2.Bersifat logika, yaitu suatu metode yang digunakan dapat menberikan argumentasi ilmiah
3.Berifat objektif, yaitu metode dapat menghasilkan penyelidikan yang dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi dan kondisi yang sama
4.Berisfat konseptual dan teoritis, merupakan metode yang mengarahkan bahwa proses penelitian yang dijalankan harus memiliki pengembangan konsep
5.Bersifat empiris, yaitu metode yang dipakai berdasarkan kenyataan/ fakta yang nyata

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Cairan Tubuh
Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50% - 60% dari berat badan. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan.
Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen yaitu
1.Cairan intraseluler
Cairan intraseluler terdiri dari 40% dari berat badan orang dewasa atau 70% total dari cairan tubuh

2.Cairan ekstraseluler.
Cairan ekstraseluler terdiri dari 20% dari berat badan orang dewasa atau 30% dari total dari cairan tubuh ( Metheny, 1992 dari C.Taylor, C. Lillis dan P. LeMone, 1998). Cairan ekstraseluler terdiri dari cairan intravascular dan interstisial. Cairan intravascular atau plasma merupakan cairan dari komponen darah. Cairan interstisial adalah cairan yang terdapat pada jaringan sel dan limpa.

Cairan Total Tubuh ( Total Body Water) atau TBW/TBF adalah jumlah total cairan yang dikeluarkan prosentase dari berat badan.

A.Elektrolit

Adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Ion-ion positif disebut kation dan ion-ion negative disebut anion. Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent (mEq). Satu milliequivalent adalah aktivitas secara kimia dari 1 mg dari hidrogen

Pengaturan Elektrolit
Sodium ( Natrium/ Na+)
Adalah elektrolit paling banyak terdapat pada cairan ekstraseluler.
Natrium berfungsi mempertahankan keseimbangan air, pengatur utama volume cairan ekstraseluler, mempengaruhi volume cairan intraseluler, sebagai hantaran impuls saraf dan kontraksi otot, sebagai dasar elektrolit pada pompa Natrium – Kalium.
Natrium diatur oleh intake garam, aldosteron dan pengeluaran urin. Nilai normal sekitar 135-145 mEq/ L (mmol/L)

Potassium ( Kalium )
Adalah kation yang paling banyak pada intraseluler
Kalium berfungsi sebagai pengatur aktivitas enzim sel dan komponen dari cairan sel. Berperan vital pada proses transmisi dari impuls listrik dan kontraksi syaraf, jantung, otot, intestinal, dan jaringan paru; metabolisme protein dan karbohidrat. Membantu pada pengaturan keseimbangan asam basa karena ion K dapat diubah menjadi ion hydrogen. Pengaturan ion K oleh pompa Natrium, sekresi aldosteron merangsang ekskresi K dalam urin. Nilai normal Kalium sekitar 3,5 – 5 mEq/L

Calsium ( Kalsium )
Berfungsi untuk transmisi impuls syaraf dan pembekuan darah, katalisatos kontraksi otot dan kekuatan kontraksi otot. Dibutuhkan untuk absorpsi vitamin B12 dan kekuatan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. Hormon thyrokalsitonin menghambat penyerapan Kalsium tulang. Nilai normal 1,3 – 2, 1 mEq/L atau 1/3 dari jumlah plasma protein

Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Berfungsi pada aktivitas enzim, metabolisme karbohidrat dan protein. Magnesium di absorpsi oleh intestinal dan diekskresi oleh ginjal. Nilai normal 1,3 – 2, 1 mEq/L atau 1/3 dari jumlah plasma protein

Chlorida (Klorida)
Merupakan cairan anion ekstraseluler ditemukan di darah, cairan intestinal, dan limpa. Berfungsi mempertahankan tekanan osmotik darah. Nilai normal klorida sekitar 95 – 105 mEq/L (mmol/L)

Bikarbonat
Bikarbonat merupakan molekul anion. Berfungsi pada keseimbangan asam basa. Di atur oleh ginjal. Nilai normal sekitar 25 – 29 mEq/ L (mmol/L)

Fosfat
Ion fosfat merupakan anion dalam sel tubuh. Berfungsi sebagai keseimbangan asam basa. Penting pada pembelahan sel dan transmisi dari herediter. Fosfat diatur oleh PTH (Parathyroidhormon) dan diaktifkan oleh vitamin D. Nilai normal sekitar 2,5 – 4,5 mEq/L (mmol/L)

B.Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
a.Usia
b.Suhu lingkungan
c.Diet
d.Stress
e.Sakit

C.Pergerakan Cairan Tubuh
Mekanisme pergerakan melalui tiga proses:
 Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan
 Osmosis adalah bergeraknya pelarut bersih seperti air melalui membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang tinggi yang sifatnya menarik
 Transport Aktif adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung

INGAT: Cairan seimbang (balance) yaitu antara intake dan output pada orang dewasa sekitar 1500 – 3500 mL dalam 24 jam


D.Sumber Cairan
Tubuh mendapatkan cairan dari beberapa sumber:
Cairan Ingestif
Cairan dalam makanan
Caiaran dari oksidasi metabolik

E.Pengeluaran Cairan
Cairan tubuh hilang melalui ginjal dalam bentuk urin, saluran intestinal dalam bentuk feses, dan melalui keringat. Insensible Water Loss (IWL) adalah kehilangan cairan yang tidak dapat di persepsikan, sekitar 15-20 ml/24 jam
Pengeluaran cairan melalui organ-organ:
1.Ginjal:
•Pengatur keseimbangan cairan yang menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari
•Produksi urin untuk semua usia 1 ml/kg/jam
•Pada orang dewasa produksi urin sekitar 1,5 lt/hari
•Jumlah urin yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron
2.Kulit:
•Diatur oleh saraf simpatis
•Rangsangan kelenjar dapat dihasilkan dari aktivitas otot, suhu lingkungan dan demam
3.Paru-paru:
•Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari
•Cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau demam
4.Gastrointestinal:
•Pada kondisi normal cairan yang hilang sekitar 100-200/ hari
•IWL sekitar 10-15 cc/kg BB/24 jam dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1 derajat celcius

F.Masalah Keseimbangan Cairan
i.Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler
ii.Hopervolemi
Adalah penambahan/ kelebihan cairan volume cairan ekstraseluler